Sebagian orang harus mendengarkan musik ketika melakukan suatu aktivitas baik bekerja, belajar, maupun kegiatan lainnya. Mereka merasa dengan mendengarkan musik maka produktivitas mereka akan meningkat. Namun, benarkah musik dapat meningkatkan produktivitas kerja?
Mendengarkan Musik Saat Bekerja: Dimulai Pada Perang Dunia II
Sebelumnya mari kita mundur ke tahun 1940 ketika masa-masa Perang Dunia II, tepatnya pada 23 Juni 1940 pukul 10:30. BBC, kantor berita UK diminta untuk terlibat dalam PD II dengan cara soft power oleh pemerintah UK. Melalui jaringan radio tersebut muncul program khusus bernama “Music While You Work” yang dimaksudkan agar didengarkan oleh para buruh pabrik saat bekerja agar produksi pabrik meningkat.
Pemerintah UK saat itu berharap dengan meningkatkan produktivitas pekerja pabrik maka amunisi dan peralatan perang lain yang segera mereka butuhkan dapat segera terpenuhi.
Program tersebut faktanya menjadi populer. Terdapat laporan yang menyatakan bahwa program tersebut sukses. Eksekutif BBC mengklaim bahwa mereka mendapatkan banyak surat dan menerima laporan dari manager pabrik di berbagai negara. Sebagian mendeskripsikan bahwa dampak program tersebut “tidak terhitung”, sedangkan sebagian lain memperkirakan produktivitas pabrik mereka meningkat sebanyak 12,5-15%.
Mendengarkan Musik Sambil Bekerja Menjadi Kebiasaan Baru
Sejak saat itu mendengarkan musik ketika bekerja menjadi kebiasaan baru hingga berdekade kemudian, mendengarkan musik saat bekerja menjadi hal yang lumrah.
Salah satu survey tahun 2019 menyatakan bahwa separuh dari 2000 orang Inggris mendengarkan musik secara rutin ketika bekerja dengan 2 dari 5 orang percaya bahwa mendengarkan musik membantu mereka menyelesaikan pekerjaan mereka lebih cepat.
Di beberapa tempat, headphone bahkan telah menjadi aksesori kerja standar, membuat playlist kerja di Youtube telah ditonton jutaan kali. Beberapa perusahaan bahkan memutar musik melalui loudspeaker.
Michael Vettraino, pendiri musik konsultan yang berbasis di London, MAV Music, mengatakan bahwa perusahaannya telah membantu memperkenalkan background music ke beberapa kantor. Meskipun fokus utama mereka sebenarnya memasok musik untuk bar, restaurant, kasino, dan hotel, tetapi baru-baru ini mereka telah merambah memasok musik ke kantor-kantor, dan kantor-kantor tersebut banyak yang baru pertama kali memperkenalkan musik untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai mereka.
“Klien kami mengatakan bahwa musik tersebut meningkatkan produktivitas mereka ketika mereka mendengarkan musik yang tepat di kantor, dalam hal motivasi karyawan.” Ucap Alex Hill, kepala musik dan operasi MAV.
Efek Mozart
Efek mendengarkan musik saat bekerja berbeda bagi setiap orang. Sebagian orang ada yang benar-benar tidak dapat berkonsentrasi tanpa mendengarkan musik.
Namun, di sisi lain ada orang yang tidak dapat berkonsentrasi jika mendengarkan musik. Mereka bahkan mendengarkan headphone tanpa memutar apapun untuk menghilangkan suara musik yang diputar melalui loudspeaker.
Bahkan Bill Gates dilaporkan telah berhenti mendengarkan musik dan menonton televisi selama lima tahun di usia 20-an untuk membantunya tetap fokus.
“Secara historis, musik dan bekerja saling terjalin,” ucap Karen Landay, seorang mantan pemain violin profesional, dan sarjana Universitas Alabama, dan merupakan penulis jurnal Whistle while you work? A review of the effects of music in the workplace.
“Bayangkan tentang petani yang menyanyi saat memanen atau nyanyian pelaut saat mereka bekerja di kapal. Karena sebagian besar orang senang mendengarkan musik setidaknya dalam konteks tertentu, sangatlah wajar jika kita merasa bahwa musik pasti memiliki dampak positif pada pekerjaan kita.”
Ada dua kemungkinan musik menguntungkan kita di tempat kerja: dengan membuat kita menjadi lebih pintar, atau membuat kita merasa lebih baik, dan karena itu membantu kita menyelesaikan tugas-tugas membosankan.
Contoh efek musik yang paling pertama dikenal adalah “the Mozart effect” yang secara umum merupakan gagasan bahwa mendengarkan piano sonata yang dirancang oleh seorang jenius dapat membuat Anda juga dapat menjadi seperti itu (menjadi jenius). Ungkapan ini dipopulerkan setelah makalah tahun 1993 mengklaim bahwa orang-orang berkinerja lebih baik dalam tugas-tugas spasial tertentu, seperti melipat kertas, setelah mendengarkan Mozart selama 10 menit.
Artikel menarik lainnya: 10 Desain Concert Hall Terbaik di Dunia
Konsep ini telah melahirkan produk-produk industri secara keseluruhan, seperti headphone yang dapat digunakan para ibu untuk memainkan musik Mozart kepada bayi mereka yang belum lahir. Kedengarannya tidak masuk akal, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa mungkin ada sesuatu yang sangat bermanfaat dalam musiknya.
Misalnya penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 membandingkan dampak “K.448”, sebuah komposisi untuk dua piano, dengan “Fur Elise” karya Beethoven yang juga terkenal, sebuah karya piano solo. Ternyata meskipun sonata Mozart meningkatkan gelombang otak “alpha band” --yang dikaitkan dengan memori, kognisi, dan pemecahan masalah -- Beethoven, anehnya, tidak memiliki kekuatan seperti itu.
Terdapat juga penemuan bahwa tikus-tikus yang terpapar 10 jam recital K.448 selama 10 minggu memiliki kemampuan navigasi yang lebih baik dalam sebuah maze (sejenis labirin) dibandingkan satu tikus yang mendengarkan Fur Elise.
Dengan hasil penelitian ini, di mana satu musik memiliki manfaat koginitif sementara yang lainnya tidak maka dapat disimpulkan bahwa musik tidak membuat kita menjadi cerdas.
Musik Mengubah Suasana Hati Kita
“Teori Aktivasi” muncul pada tahun 1960-an, di tengah kekhawatiran orang akan kesulitan untuk tetap produktif dalam pekerjaan yang membosankan, seperti pekerjaan di bagian perakitan di pabrik, untuk jangka waktu yang lama. Secara umum terdapat gagasan bahwa orang memerlukan sejumlah motivasi mental agar dapat berfungsi secara efektif.
“Tergantung individunya, hal ini dapat meningkatkan produktivitas kerja karena meningkatkan perhatian,” kata Landay. “Namun, jika tingkat aktivasinya menjadi terlalu tinggi, kinerjanya justru bisa menurun. Bayangkan saja balita yang terlalu terstimulasi.”
Beberapa ilmuwan berpendapat inilah alasan mengapa musik tertentu tampaknya bermanfaat; ini seperti suntikan kafein ke otak. Misalnya, sebuah penelitian pada tahun 2001 menguji apakah mendengarkan K.448 karya Mozart yang agak ceria atau lagu sedih yang pelan -- Adagio in G minor oleh Albinoni -- dapat meningkatkan kinerja spasial sekelompok siswa. Kali ini, mereka juga diminta menilai tingkat semangat mereka sebelum dan sesudah tugas.
Hasilnya sama dengan sebelumnya, K.448 milik Mozart menghasilkan dampak yang positif, sedangkan musik lainnya tidak meningkatkan kemampuan peserta. K.448 meningkatkan semangat para siswa, sementara Adagio justru menurunkannya. Ketika para peneliti memperhitungkan hal ini Mozart Efek menghilang.
Hal ini berpotensi menjelaskan kenapa Fur Elise karya Beethoven tidak memberikan manfaat apapun pada para tikus di maze, dan kenapa musik tersebut tidak mengaktifkan area otak di mana pun yang berkaitan dengan kognisi.
Untuk alasan yang masih belum jelas, sonata Mozart mungkin lebih baik dalam mengubah suasana hati dan meningkatkan semangat, sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Bisa jadi musik Kanye West dan Taylor Swift juga bisa sama-sama membangkitkan semangat, sayangnya belum ada yang meneliti.
Benarkah Musik Dapat Meningkatkan Kinerja Kita?
Mendengarkan musik selama bekerja dapat meningkatkan produktivitas kerja. Namun, tergantung jenis musik yang Anda dengarkan. Musik dengan tempo cepat, musik yang terdengar ceria, yang dapat meningkatkan suasana hati dan membangkitkan motivasi akan membuat Anda lebih bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan, termasuk tugas-tugas yang membosankan.
Sementara, musik dengan tempo lambat dan terdengar musik justru dapat merusak suasana hati sehingga dapat mengurangi produktivitas kerja.
Meski demikian, musik yang kelewat membangkitkan semangat juga dapat merusak produktivitas kerja Anda karena pada akhirnya Anda terlalu fokus menikmati musik alih-alih menyelesaikan pekerjaan Anda.
Cara Lain Meningkatkan Produktivitas Kerja
Selain mendengarkan musik baik melalui headphone maupun memutarnya melalui loudspeaker sebagai background musik, meningkatkan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan mengatasi kebisingan di sekitar lingkungan kerja. Bagaimana caranya? Anda dapat menghubungi konsultan akustik MyStudio, chat WhatsApp kami untuk konsultasi lebih lanjut.
Follow Instagram, TikTok, dan Youtube MyStudio untuk mendapatkan tips akustik seputar peredaman kebisingan di lingkungan kerja.